"Tidak ada kata yang tidak bisa di utarakan, lewat lisan maupun tulisan. Serangkaian kata penuh makna kadang terasa sulit untuk di terjemahkan dalam suatu isyarat, kepalsuan mimik dan keraguan sikap membuat kata kata lebih baik untuk disuratkan. Seperti aku yang enggan bersuara, didalam keheningan aku percaya bahwa tulisan ku akan membuat mu lebih mengerti sekali lagi."

Selasa, 04 Februari 2014

Sang kodok kecil pun mulai menyadari kejanggalan yang terjadi di danau ini. tapi tetap saja dia tidak punya keberanian untuk menyebranginya sendirian. dari kejauhan dia memanggil kelinci. kelinci mendengar tapi dia bersembunyi dibalik pohon jati dengan batang yang besar untuk melindungi nya dari pandangan si kodok. si kelinci dengan mata ibanya melihat si kodok yang sedang memanggil nama kelinci berulang kali. bertanya kepada kupu kupu apakah melihat kelinci, bertanya kepada ular untuk menemukan kelinci, dan bertanya kepada air danau, apa yang sebenarnya terjadi antara dia dan kelinci. dengan lantang danau menjawab "Jika kau bertanya apa yang sedang terjadi, kenapa kau tidak mencoba bertanya kepada dia yang sedang menatapmu dari pantulan air?" lalu air danau pun kembali tenang. kodok bertanya tanya, bukan kah dia yang ada disana? kenapa harus bertanya kepadanya lagi? bukankah kelinci yang berubah? bukankah danau yang berubah? bukankah kupu kupu dan ular yang berkhianat? kodok merasa di khianati oleh semuanya. dia tidak merasa pernah menyakiti siapapun. bahkan dia sudah meminta maaf atas kesalahan yang menurutnya hal yang tidak perlu diributkan. dia sudah selalu mengalah untuk si kelinci sudah mengalah untuk meminta maaf tapi kenapa si kelinci tetap menyalahkannya! sementara itu......... kelinci yang tadinya menatap dengan tatapan iba mulai menutup matanya, mengendorkan telinganya dan juga meninggalkan tempat persembunyiannya sambil berkata "bagaimana bisa kau tidak merasa bersalah saat kau tidak pernah sama sekali benar benar memperhatikan perasaan sahabatmu disaat semua sahabatmu selalu membantumu disetiap masalah dan selalu bertanya kabarmu, wahai kodok?"

Lebih dari sekedar sabar, lebih banyak dari permintaan maaf, lebih dari hal yang mengecewakan

Terlalu lelah rasanya mata ini membaca setiap permintaan maaf yang tertulis.
Terlalu muak rasanya perasaan tulus yang selalu di balas dengan dingin.
mungkin berlebihan menurutmu, tapi hal sekecil ini bisa berujung kemuakan.
jangan salahkan aku yang berlaku seperti apa yang kamu lakukan dahulu.
aku tidak benar benar membenci,
dan aku benci karna aku tidak bisa membenci.
harus kah aku berteriak di hadapanmu agar kau tidak lagi dingin sedingin jawaban mu ke padaku yang cuman ingin menanyakan kabar?