langit gelap menyelimuti kota malang sore ini. aku dan kamu tetap sama seperti dulu, kau tetap jadi lukisan yang kuamati dan aku jadi pengamat diantara pengamat lainnya. hari terus berganti seiring putaran bumi pada porosnya, kamu dan aku berpijak kaki di bumi yang sama, tapi kamu dan aku tak pernah merasakan hal yang sama.
seseorang berkata kepadaku, jikalau kita melakukan sesuatu untuk orang yang kita sayang, pasti kita tidak akan pernah merasa terbebani. bahkan disaat kita sedang tidak punya uang sepeserpun, untuk membelikan dia kado ulang tahun kita rela meminjamnya dari orang lain. ketika kita tau kita sedang terikat hubungan dengan orang lain, kita akan tetap menggendong dia yang pingsan didepan mata. ketika kita marah dan memaki tapi nyatanya berakhir dengan penyesalan. tapi entah mereka melakukan hal yang sama atau tidak.. aku, dia, maupun langit diatas kami pun tidak tahu. tidak ada yang bisa menebak apa yang ada didalam tempat kecil dibawah jantung itu.
sore ini aku kembali berfikir untuk menyesali apa yang aku lewati dan berfikir lagi untuk menghapus semua kenangan yang terlalu mengiris memori. aku kembali memejamkan kedua mataku sembari duduk manis berlutut menghadap awan walaupun sedikit terhalang pagar taman..berharap hujan turun dan membanjiri ku dengan semua kenangan manis di kopi sore ini.. senyumnya.. baunya.. tangannya.. dan tatapannya.. kuharap semua ini dengan mudahnya bisa terhapus bersama rintikan hujan sore ini, mengalir dan membanjiri pipi ku.... untuk kesekian kalinya. tidak sesakit saat pertama, tapi tidak pernah melegakan dan berkahir, malah terus terulang seperti ketagihan. ku tarik nafasku perlahan dan kuhembuskan lembut lewat mulutku.. aku bisa merasakan angin yang keluar diantara bibirku dan... merasakan kembali aroma khasnya.. baunya seperti kopi atau rokok yang paling aku benci, akan tetapi ampasnya selalu tertinggal.. masih. aku mulai menggerakan jemariku membayangkan dia yang pernah menggenggam jemari ini dan berkata "kenapa selalu dingin?" kata kata yang kusesali dan kata kata yang membuatku hangat seketika..
entah kenapa mendung kali ini sangat berangin tapi tak kunjung jua hujan.. tanganku seharusnya dingin, tapi entah kenapa jemari ini rasanya masih merekam apa yang selalu memegangnya. mata ini beku seperti paku, tapi bisa terbuka mungkin karna mataku sedang bermain indah di dalam fantasiku, bersama mu, dibawah lanngit mendung yang tak kunjung hujan..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar