"Tidak ada kata yang tidak bisa di utarakan, lewat lisan maupun tulisan. Serangkaian kata penuh makna kadang terasa sulit untuk di terjemahkan dalam suatu isyarat, kepalsuan mimik dan keraguan sikap membuat kata kata lebih baik untuk disuratkan. Seperti aku yang enggan bersuara, didalam keheningan aku percaya bahwa tulisan ku akan membuat mu lebih mengerti sekali lagi."

Selasa, 28 Agustus 2012

sebuah surat.

teruntuk kamu, teh.


hai.
apa kabar? haha mungkin terdengar basi di telingamu.
aku dengar kamu sangat senang dengan pendamingmu yang baru? ya, aku turut berbahagia.

hmm
aku masih sama seperti dulu.
menikmati secangkir teh yang bahkan sudah dingin. lalu berinisiatif menambahkan kembali dengan air panas, yang berujung sia sia.

teh adalah simbol kehangatan bagimu.
kau selalu membuatkan ku teh hangat saat aku duduk di ruang tamu mu, di meja makanmu, dan saat aku meringkuh kedinginan serta kesakitan.
kau selalu bilang saat melihat ku kau selalu teringat akan teh.
karena kau selalu merasa hangat saat melihat kedua bola mataku.
setiap mengingat kejadian itu, aku selalu ingin membuat teh. aku menikmati setiap sesapan hangatnya masuk kedalam diri, mengalir ke penjuru nadi, sampai aku tersadar rindu ku ini telah membuatku candu.
aku ingin sekali berkata seperti ini didepanmu,
kamu itu teh aku.

meski kamu tak ada, tetapi kehangatanmu selalu terasa.

tapi aku tidak pernah mengucapkannya,
seperti yang kau tahu aku adalah seorang pembohong besar.
aku tidak pernah bisa mengakspresiasikan perasaan ku yang sebenarnya kepada orang yang aku sayang.
aku hanya bisa bersikap sok tidak perduli dan dingin. padahal tidak dengan kenyataan.
ya, salah satunya membohongi dirimu yang mencintaiku untuk membenciku.
membuat seoalah olah aku tidak pernah tertarik dengan perhatianmu yang pada kenyataannya
aku tidak pernah bisa melupakannya. tidak pernah membalas genggaman tanganmu padahal aku sangat ingin mendekap keduanya ditanganku erat.. erat.. dan sangat erat.

sembari menyeduh teh, aku memutar kembali lagu lagu yang pernah kita nyanyikan bersama, menyelami berbagai macam memori yang terekam dalam setiap bait lagu. teringat akan kebiasaan kita dahulu, saling bertukar cerita, saat aku menertawakan lelucon garingmu, saat kita saling mengejek, memukul tapi tidak membuatku marah dan sebal justru tertawa lepas dan tersenyum lebar.

kau tanya aku kenapa? 
aku baik baik saja kok. cukup baik untuk seorang aku yang merelakan kamu pergi untuk berdampingan dengan kebahagiaanmu, hanya karena aku tau bahwa ada yang lebih baik setelah aku. dan nyatanya itu adalah kebenaran terpahit yang tersirat.

dan pada akhirnya aku sadar,
aku gatau apa artinya cinta sampai aku ketemu kamu. dan kamu gatau apartinya luka sampai kamu ketemu aku.
dan aku juga sadar,
kita dulu pernah sedekat jengkal, sebelum sejauh bintang.
maaf untuk semua kata yang tak terucap, maaf untuk banyak hal yang aku lakukan agar kamu membenciku dan melupakanku.
aku mencintaimu sungguh, sangat mencintaimu.




dari,


si bodoh
yang selalu merindukanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar